Info Posting :

Kamis, 11 April 2013

Keutamaan Bulan Rajab






Sebagian para ulama mengatakan bahwa bulan Rajab adalah bulan persiapan untuk menghadapi bulan Sya’ban dan Ramadhan, adalah bulan-bulan yang dimulyakan oleh Allah SWT, maka pada bulan ini para muslim dan muslimah disunatkan untuk memperbanyak amal ibadah terutama ibadah puasa sunah, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Raslullah SAW, dan para sahabat serta para tabi’in, dan orang2 saleh yang dimulyakan oleh Allah SWT.
Inilah adalah, Doa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW, ketika memasuki bulan Rajab,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
(Allahuma bariklana fii Rojaba wa Sya’bana wabaligna Romadhona)
Artinya : Ya Allah berkahi hidup kami di bulan Rajab ini, dan juga di bulan Sya’ban, serta panjangkan umur kami hingga bulan Ramadhon

Ibarat menanam tanaman, Rajab adalah bulan kita menanam benih-benihnya, Sya’ban kita menyirami dan memupuknya, sedang Ramadhan kita memanen hasilnya. Itulah keterkaitan tiga bulan tersebut. Demikianlah apa yang dikatakan oleh Imam Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi. Beliau juga berkata, “Perumpamaan Rajab seperti angin, Sya’ban seperti awan (mendung)nya dan Ramadhan ibarat hujannya.”
Rajab tergolong salah satu dari Al Asyahrul Hurum, bulan-bulan penuh kehormatan dan kemuliaan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharramdan Rajab. karena pada malam pertama bulan Rajab ini adalah malam terkabulnya doa2 yang dipanjatkan, sebagaimana sabda Rasululullah SAW,
“Lima malam, tidak akan ditolak doa-doa didalamnya : awal Rajab, malam nisfu Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fitri dan malam an Nahr Idul Adha)” (HR. Ibnu ‘Asakir)
Bulan Rajab ini juga adalah merupakan bulan Allah SWT. yang dituangkan di dalamnya rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Rasulullah SAW. bersabda,
“Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan bulan umatku.” (Hadits mursal dari Al Hasan AL Bashri)
Dengan berdasarkan hadits di atas, maka sebagian Ulama juga menyebutkan bahwa Rajab adalah bulan istighfar dan taubat kepada Allah sesuai dengan istilah ‘Rajab bulan Allah’. Sebagai hamba Allah, hendaknya di bulan Allah ini kita banyak bertaubat kepada-Nya, kembali kepada-Nyadan meminta maaf sepenuh hati ke hadirat Ilahi, agar benar-benar diampuni dan didekatkan kepada-Nya.
Wahai sahabat muslim, mari kita perbanyak amal ibadah kita, dengan tujuan karena Allah SWT semata, untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti, semoga Allah meridhoi, Amien…
Bacaan ini dibaca pada pagi hari sebanyak 70x dan sore 70x
رَبِّ ١غْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِىْ وَتٌبْ عَلَىَّ
(Rabbigfirlii warhamnii watub alayya)
Artinya kurang lebih, “Ya Tuhanku Ampunilah dosaku dan rahmatilah segala pertaubatanku”
Dan yang dibawah juga dibaca selama bulan Rajab, pada waktu pagi hari sebanyak 3x dan sore 3x
اَلِّلهُمَ انت رَبِيْ لاِاِلَهَ اِلا اَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَاَنَاعَبْدُكَ وَاَنَاَ عَليَ عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتٌ اَعوُدُبِكَ مِنْ شَرِّمَا صَنََعْتَ وَاَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَاَبُوءُبِدَ نْبِ فَاغْفِرْلِيْ فَاِنَهُ لايَغْفِرُالذُّنٌوْبَ ِالااَنْتَ
Allahuma anta Robbi, Lailaha ila kholaqtanii wa anaa abduka wa anaa alla ahdika wawa’dika mastatho’tu a’udubika min sarrimaa shona’tu wa abuu ulaka bini’matika alayya wa abuu ubidanbi pagfirlii painnahu laa yagfiru ddunuuba illa anta
Kemudian Bacaan lainnya adalah
سُبْحَانَ الْحَيِّ الْقَيُومْ
(Subhaanalhayyil qoyyum)
dibaca dari tanggal 1 sampai tanggal 10
سُبْحَانَ الله الا حَدِالصَّمَدْ
(Subhaanallahil ahadishomad)
dibaca dari tanggal 11 sampai 20
سُبْحَانَ اللهِ الّرَؤُوفْ
(Subhaanallahi rroup)
dibaca dari tanggal 21 sampai 30
Dan satu lagi kalau tidak sempat puasa, silahkan baca saja dua dibawah ini
سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنْبَغِيْ التَّسْبِيْحُ اِلاَّلَهُ سُبْحَانَ اْلاَعَزِّاْلاَكْرَمْ سُبْحَانَ مَنْ لَهُ الْعِزُّوَهُوَلَهُ اَهْلٌ
(Subhaana man la yan bagii ttasbiihu illa lahu, Subhaa nal a ajjilakram, Subhaana man lahul ijju wahuwa lahu ahluun)
WAllahu a’lam bi showabb
egala puji bagi Allah Rabb Semesta Alam, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah Ta’ala karena pada saat ini kita telah memasuki salah satu bulan haram yaitu bulan Rajab. Apa saja yang ada di balik bulan Rajab dan apa saja amalan di dalamnya? Insya Allah dalam artikel yang singkat ini, kita akan membahasnya. Semoga Allah memberi taufik dan kemudahan untuk menyajikan pembahasan ini di tengah-tengah pembaca sekalian.
Rajab di Antara Bulan Haram
Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (Qs. At Taubah: 36)
Ibnu Rajab mengatakan, “Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal.
Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perpuataran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” (Latho-if Al Ma’arif, 202)
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)
Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.
Di Balik Bulan Haram
Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, “Dinamakan bulan haram karena dua makna.
Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Maysir, tafsir surat At Taubah ayat 36)
Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” (Latho-if Al Ma’arif, 214)
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207)
SEBAB PENAMAAN BULAN RAJAB
Menurut pendapat imam Ibnu Rajab al-Hanbali :
سمّي رجبٌ رجباً؛ لأنه كان يرجب، أي يُعظَّم، يُقال: رَجَبَ فلانٌ مولاه، أي عظَّمه.
bulan ini disebut bulan Rajab karena bulan ini diagungkan; karena dalam bahasa arab Rajaba memiliki arti mengagungkan dan memuliakan.

Orang-orang arab jahiliyah dulu memuliakan bulan ini apalagi kabilah Mudhar oleh karena itu bulan ini disebut juga Rajab Mudhar. Mereka pada bulan ini melarang perang dan mereka menunggu-nunggu tanggal 10 untuk berdoa atas orang yang zalim, doa mereka pun dikabulkan. Dan mereka pada bulan ini menyembelih hewan sembelihan yang mereka namakan al-‘atirah yaitu seekor kambing yang dipersebahkan untuk berhala-berhala mereka kemudian darahnya disiram ke kepala berhala-berhala tersebut.

Menurut kebanyakan ulama kebiasaan ini telah dihilangkan oleh Islam berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan dalam as-shahihain:
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لا فَرَعَ ولا عَتِيرَة


(tidak ada lagi fara’-anak unta yang disembelih untuk berhala dan atirah).
(HR. Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dalam hadits Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah jika telah masuk bulan Rajab bersabda:
اللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانٍ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان وإسناده ضعيف.
Ya Allah berkahilan kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”
* hanya saja sanad hadits ini ada kelemahannya.

Sebagian ulama salaf mengatakan:
شهر رجب شهر الزرع، وشعبان شهر السَّقي للزرع، وشهر رمضان حصاد الزرع
“Bulan Rajab bulan menanam, bulan Sya’ban bulan menyiram, bulan Ramadan bulan panen.”

Artikel yang berhubungan :


1 comments :

Unknown mengatakan...

Mohon ijin copy artikel ini, Pak Zen........!

Posting Komentar

MULTI TAB 1

MULTI TAB 3

MULTI TAB 4

MULTI TAB 5




MULTI TAB 9

Link Info

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11